BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Media pertumbuhan mikroba yaitu untuk
memberi tempat ataupun suasana yang sesuai untuk mikroorganisme yang akan
dikembangbiakkan sekaligus juga berguna untuk memberi nutrisi pada mikroba
tersebut. Dan praktikum kali ini juga untuk memantapkan ilmu yang diberikan
dalam mata kuliah Mikrobiologi Industri, di Politeknik Tanah Laut Jurusan
Teknologi Industri Pertanian.
2.
Tujuan
Praktikum
Tujuan praktikum kali ini untuk
mempelajari jenis – jenis media pertumbuhan mikroorganisme, dan mempraktekan
cara membuat media pertumbuhan mikroba.
BAB II
METODE
PRAKTIKUM
1.
Waktu
dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari
Senin, tanggal 24 Februari 2014, pukul 14.00 - 18.00 di Laboratorium Kimia
Politeknik Tanah Laut.
2.
Alat
dan Bahan
a.
Hot
Plate
b.
Autoclave
c.
Cawan
Petri
d.
Gelas
Arloji
e.
Gelas
Ukur besar (100 ml)
f.
Tabung
Reaksi
g.
Aluminium
Foil
h.
NA
(Nutrien Agar)
i.
Aquadest
400 ml
3.
Prosedur
Kerja
1.
Disiapkan
alat dan bahan
2.
Diambil
aquadest sebanyak 400 ml
3.
Ditimbang
NA sebanyak 11,2 gr
4.
Dicampurkan
aquadest 400 ml dan NA
5.
Dipanaskan
dan diaduk sampai mendidih dan berubah warna.
6.
Diangkat
setelah berubah warna dan dibagi dua ke labu erlenmeyer, masing – masing
sebanyak 200 ml, dan tutup dengan aluminium foil.
7.
Dimasukkan
aquadest sebanyak 9 ml kedalam tabung reaksi dan tutup dengan aluminium foil.
8.
Dimasukan
labu erlenmeyer yang berisi NA dan tabung reaksi yang berisi aquadest kedalam
autoclave pada suhu 121°C. Selama 15 menit.
BAB III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Dari praktikum kali ini, praktikan
berhasil melakukan semua prosedur yang diberikan, dan praktikan dapat membuat
media pertumbuhan untuk mikroba yang akan digunakan untuk praktikum
selanjutnya.
2. Pembahasan
Media adalah suatu substrat dimana
mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Media
kultur berasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam, yaitu media cair,
media semi padat, dan media padat. Pembiakan mikroorganisme dalam
laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan yang sesuai
dengan bagi mikroorganisme. Zat hara yang digunakan untuk pertumbuhan, sintesis
sel, keperluan energy dalam metabolism dan pergerakan. Lazimnya, media biakan
mengandung air, sumber energy, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen,
sulfur, phosphate, oksigen, hydrogen serta trace
elements. Dalam bahan dasar media dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan
berupa asam amino, vitamin, atau nukleosida. (Anonymous
: 2011)
Media
yang akan digunakan dalam pengerjaan mikrobiologi harus dalam keadaan steril.
Sterilisasi media biasanya menggunakan autoklaf yang menggunakan tekanan yang
disebabkan uanp air, sehingga suhunya mencapai 121 oC dengan tekanan
15 lbs / 1 atm selama 15 menit.
Kebutuhan nutrisi dasar untuk suatu
media pertumbuhan adalah:
Ø
Sumber
karbon
Ø
Sumber
nitrogen
Ø
Sumber
Belerang
Ø
Sumber
Fosfor
Ø
Sumber
Mineral
Ø
Potensial
oksidasi-reduksi yang tepat
Faktor pertumbuhan seperti triptofan
untuk Salmonella typhi, glutation untuk gonococcus, faktor X dan Y untuk
Hemophilus.
Selain nutrisi faktor lingkungan pun
turut berperan untuk keberhasilan menumbuhkan mikroba, beberapa faktor
lingkungan yang berpengaruh seperti:
Ø
Konsentrasi
ion Hidrogen (pH)
Ø
Temperatur
Ø
Aerasi
Ø
Kekuatan
ionik dan tekanan osmotik
Sifat-sifat khas media pertumbuhan
yang ideal adalah:
Ø
Harus
memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami mikroba.
Ø
Pertumbuhan
mikroba harus cepat.
Ø
Harus
mudah tumbuh
Ø
Harus
murah
Ø
Harus
mudah dibuat kembali
Ø
Harus
mampu memperlihatkan semua sifat-sifat khas yang diinginkan.
Media pertumbuhan yang dipakai untuk
memperoleh biakan kuman adalah:
A.
Media Cair
Digunakan sebagai media diperkaya sebelum disebarkan pada media
padat. Tujuan penggunaan media ini untuk
memperbanyak jumlah sel mikroba yang ingin dibiakkan. Media ini tidak cocok
digunakan sebagai media untuk isolasi mikroba untuk memperoleh biakan murni,
juga tidak dapat menunjukkan karakter kloni kuman. Contoh media cair adalah
kaldu gizi (Nutrient Broth), air pepton (Pepton Water), dan lain-lain. (Umar Sihab : 2001)
Jenis-jenis media cair:
Kaldu: cairan bening tembus cahaya dan
berwarna kuning jerami, dibuat dari ekstrak daging atau pepton. Beberapa jenis
kaldu yang biasa dipakai adalah:
a. Kaldu infuse: daging sapi cincang bebas
lemak dimasukkan ke dalam lemari es semalaman. Cairan yang didapat sesudah
dipisahkan dengan dengan dagingnya didihkan selama 18 menit. Tambahkan pepton
dan sodium klorida 0,5%
b.
Kaldu ekstrak daging: tersedia
dipasaran dalam bentuk bentuk bubuk diproduk oleh berbagai perusahaan seperti
Merkc, Bacto dan lain-lain.
c. Kaldu cerna: dibuat dari daging dengan
cara enzimatik. Zat-zat gizi disini
lebih banyak daripada di dalam kaldu infuse atau kaldu ekstrak. Tidak perlu
penambahan pepton, maka kaldu cerna lebih ekonomis. Enzim-enzim yang digunakan
untuk pembuatannnya adalah tripsin, pepsin dan lain-lain.
Pepton: merupakan protein yang dicernakan sebagian dengan menggunakan enzim
hidrolitik, misalnya pepsin, tripsin, papain, dan lain-lain. Pepton memberikan
zat-zat yang mengandung nitrogen dan bekerja sebagai larutan penyanngga
(buffer). Beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan pepton 1%. Zat-zata yang
terkandung dalam pepton adalah proteosa, polipeptida, dan asam-asam amino. (Wijanarko : 2010)
Ekstrak ragi: dibuat dengan
mengekstraksikan ragi yang diotolisiskan dengan air. Mempunyai kandungan
vitamin B yang tinggi.
Contoh lain media cair adalah media
gula-gula (gula 1% dalam air pepton), kaldu glukosa (glukosa 1% dalam kaldu
gizi), kaldu empedu (garam empedu 0,5% dalam kaldu gizi), dan lain-lain.
B.
Media Padat
Media padat digunakan untuk
mempelajari karakter pertumbuhan mikroba seperti bentuk koloni. Media padat
dipergunakan mengisolasi mikroba untuk mendapatkan isolat murni. Pada
prinsipnya media padat juga harus mengandung nutrisi untuk pertumbuhan mikroba
sebagaimana pada media cair, yang membedakan adalah adanya penambahan bahan
yang membuat media ini menjadi padat, untuk itu berikut bahan tambahan yang
dapat digunakan untuk memadatkan media: (Anonymous
: 2011)
a. Agar-Agar. Adalah komponen penting media
padat. Agar-agar merupakan senyawa
polisakarida rumit yang diperoleh dari rumput laut (alga lebih tepatnya).
Mencair pada suhu 80oC sampai 100oC dan membeku pada suhu 35oC sampai 42oC.
Agar tidak menyediakan zat-zat gizi untuk mikroba. Hanya bekerja sebagai
pemadat. Tidak dimetabolisme oleh mikroba pathogen apapun. Sehingga agar-agar
sangat ideal sebagai bahan tambahan atau pemadat karena tidak mempengaruhi
komponen nutrisi dari media yang dibuat.
b.
Gelatin: merupakan protein yang dibuat dengan hidrilisis kolagen
menggunakan air mendidih. Mencair pada 37oC, membentuk jel yang tembus cahaya
pada suhu di bawah 25oC. Karena titik cair yang mendekati suhu kamar sehinga
gelatin kurang baik sebagai pemadat media, selain itu gelatin juga dapat
dihidrolisis oleh beberapa jenis mikroba.
Penggunaan utama gelatin adalah untuk identifikasi dan klasifikasi kuman.
Jika media berubah warna menjadi hitam, artinya ada pembentukan hydrogen
sulfida.
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1.
Media adalah tempat yang digunakan untuk membiakkan mikroba.
2.
Media yang digunakan adalah NA atau Nutrien Agar.
3.
Sebelum digunakan untuk pembiakkan, media harus disterilkan terlebih dahulu.
2.
Saran
Pembagian tugas pada tiap anggota
kelompok harus diberikan, agar kinerja kelompok lebih bagus dan pekerjaan akan
cepat selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Melba,
Reza. http://mikromikro.blogspot.com/2013/08/pembiakan-mikroba-secara-in-vitro.html di akses pada tanggal 1 Maret 2014.
Arkal.
http://myarkal.blogspot.com/2010/12/jenis-media-pembiakan-bakteri.html di akses pada tanggal 1 Maret 2014.
Anonymous.
2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Teknologi Industri Pertanian. Politeknik Tanah Laut. Pelaihari.
No comments:
Post a Comment