Saturday, March 8, 2014

Laporan Praktikum Media Pertumbuhan Mikroba

BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Media pertumbuhan mikroba yaitu untuk memberi tempat ataupun suasana yang sesuai untuk mikroorganisme yang akan dikembangbiakkan sekaligus juga berguna untuk memberi nutrisi pada mikroba tersebut. Dan praktikum kali ini juga untuk memantapkan ilmu yang diberikan dalam mata kuliah Mikrobiologi Industri, di Politeknik Tanah Laut Jurusan Teknologi Industri Pertanian.
2.    Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini untuk mempelajari jenis – jenis media pertumbuhan mikroorganisme, dan mempraktekan cara membuat media pertumbuhan mikroba.





















BAB II
METODE PRAKTIKUM
1.    Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 Februari 2014, pukul 14.00 - 18.00 di Laboratorium Kimia Politeknik Tanah Laut.
2.    Alat dan Bahan
a.    Hot Plate
b.    Autoclave
c.    Cawan Petri
d.    Gelas Arloji
e.    Gelas Ukur besar (100 ml)
f.     Tabung Reaksi
g.    Aluminium Foil
h.    NA (Nutrien Agar)
i.      Aquadest 400 ml
3.    Prosedur Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Diambil aquadest sebanyak 400 ml
3.    Ditimbang NA sebanyak 11,2 gr
4.    Dicampurkan aquadest 400 ml dan NA
5.    Dipanaskan dan diaduk sampai mendidih dan berubah warna.
6.    Diangkat setelah berubah warna dan dibagi dua ke labu erlenmeyer, masing – masing sebanyak 200 ml, dan tutup dengan aluminium foil.
7.    Dimasukkan aquadest sebanyak 9 ml kedalam tabung reaksi dan tutup dengan aluminium foil.
8.    Dimasukan labu erlenmeyer yang berisi NA dan tabung reaksi yang berisi aquadest kedalam autoclave pada suhu 121°C. Selama 15 menit.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    Hasil
Dari praktikum kali ini, praktikan berhasil melakukan semua prosedur yang diberikan, dan praktikan dapat membuat media pertumbuhan untuk mikroba yang akan digunakan untuk praktikum selanjutnya.
2.    Pembahasan
Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Media kultur berasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam, yaitu media cair, media semi padat, dan media padat. Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan yang sesuai dengan bagi mikroorganisme. Zat hara yang digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energy dalam metabolism dan pergerakan. Lazimnya, media biakan mengandung air, sumber energy, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phosphate, oksigen, hydrogen serta trace elements. Dalam bahan dasar media dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleosida. (Anonymous : 2011)
Media yang akan digunakan dalam pengerjaan mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Sterilisasi media biasanya menggunakan autoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uanp air, sehingga suhunya mencapai 121 oC dengan tekanan 15 lbs / 1 atm selama 15 menit.
Kebutuhan nutrisi dasar untuk suatu media pertumbuhan adalah:
Ø  Sumber karbon
Ø  Sumber nitrogen
Ø  Sumber Belerang
Ø  Sumber Fosfor
Ø  Sumber Mineral
Ø  Potensial oksidasi-reduksi yang tepat
Faktor pertumbuhan seperti triptofan untuk Salmonella typhi, glutation untuk gonococcus, faktor X dan Y untuk Hemophilus.
Selain nutrisi faktor lingkungan pun turut berperan untuk keberhasilan menumbuhkan mikroba, beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh seperti:

Ø  Konsentrasi ion Hidrogen (pH)
Ø  Temperatur
Ø  Aerasi
Ø  Kekuatan ionik dan tekanan osmotik

Sifat-sifat khas media pertumbuhan yang ideal adalah:
Ø  Harus memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami mikroba.
Ø  Pertumbuhan mikroba harus cepat.
Ø  Harus mudah tumbuh
Ø  Harus murah
Ø  Harus mudah dibuat kembali
Ø  Harus mampu memperlihatkan semua sifat-sifat khas yang diinginkan.


Media pertumbuhan yang dipakai untuk memperoleh biakan kuman adalah:

A.      Media Cair
Digunakan sebagai  media diperkaya sebelum disebarkan pada media padat.  Tujuan penggunaan media ini untuk memperbanyak jumlah sel mikroba yang ingin dibiakkan. Media ini tidak cocok digunakan sebagai media untuk isolasi mikroba untuk memperoleh biakan murni, juga tidak dapat menunjukkan karakter kloni kuman. Contoh media cair adalah kaldu gizi (Nutrient Broth), air pepton (Pepton Water), dan lain-lain. (Umar Sihab : 2001)
Jenis-jenis media cair:
Kaldu: cairan bening tembus cahaya dan berwarna kuning jerami, dibuat dari ekstrak daging atau pepton. Beberapa jenis kaldu yang biasa dipakai adalah:
a.       Kaldu infuse: daging sapi cincang bebas lemak dimasukkan ke dalam lemari es semalaman. Cairan yang didapat sesudah dipisahkan dengan dengan dagingnya didihkan selama 18 menit. Tambahkan pepton dan sodium klorida 0,5%
b.      Kaldu ekstrak daging: tersedia dipasaran dalam bentuk bentuk bubuk diproduk oleh berbagai perusahaan seperti Merkc, Bacto dan lain-lain.
c.       Kaldu cerna: dibuat dari daging dengan cara enzimatik.  Zat-zat gizi disini lebih banyak daripada di dalam kaldu infuse atau kaldu ekstrak. Tidak perlu penambahan pepton, maka kaldu cerna lebih ekonomis. Enzim-enzim yang digunakan untuk pembuatannnya adalah tripsin, pepsin dan lain-lain.
Pepton: merupakan protein yang  dicernakan sebagian dengan menggunakan enzim hidrolitik, misalnya pepsin, tripsin, papain, dan lain-lain. Pepton memberikan zat-zat yang mengandung nitrogen dan bekerja sebagai larutan penyanngga (buffer). Beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan pepton 1%. Zat-zata yang terkandung dalam pepton adalah proteosa, polipeptida, dan asam-asam amino. (Wijanarko : 2010)

Ekstrak ragi: dibuat dengan mengekstraksikan ragi yang diotolisiskan dengan air. Mempunyai kandungan vitamin B yang tinggi.

Contoh lain media cair adalah media gula-gula (gula 1% dalam air pepton), kaldu glukosa (glukosa 1% dalam kaldu gizi), kaldu empedu (garam empedu 0,5% dalam kaldu gizi), dan lain-lain.

B.      Media Padat
Media padat digunakan untuk mempelajari karakter pertumbuhan mikroba seperti bentuk koloni. Media padat dipergunakan mengisolasi mikroba untuk mendapatkan isolat murni. Pada prinsipnya media padat juga harus mengandung nutrisi untuk pertumbuhan mikroba sebagaimana pada media cair, yang membedakan adalah adanya penambahan bahan yang membuat media ini menjadi padat, untuk itu berikut bahan tambahan yang dapat digunakan untuk memadatkan media: (Anonymous : 2011)

a.       Agar-Agar. Adalah komponen penting media padat.  Agar-agar merupakan senyawa polisakarida rumit yang diperoleh dari rumput laut (alga lebih tepatnya). Mencair pada suhu 80oC sampai 100oC dan membeku pada suhu 35oC sampai 42oC. Agar tidak menyediakan zat-zat gizi untuk mikroba. Hanya bekerja sebagai pemadat. Tidak dimetabolisme oleh mikroba pathogen apapun. Sehingga agar-agar sangat ideal sebagai bahan tambahan atau pemadat karena tidak mempengaruhi komponen nutrisi dari media yang dibuat.
b.      Gelatin: merupakan protein yang dibuat dengan hidrilisis kolagen menggunakan air mendidih. Mencair pada 37oC, membentuk jel yang tembus cahaya pada suhu di bawah 25oC. Karena titik cair yang mendekati suhu kamar sehinga gelatin kurang baik sebagai pemadat media, selain itu gelatin juga dapat dihidrolisis oleh beberapa jenis mikroba.  Penggunaan utama gelatin adalah untuk identifikasi dan klasifikasi kuman. Jika media berubah warna menjadi hitam, artinya ada pembentukan hydrogen sulfida.
















BAB IV
PENUTUP
            1.  Kesimpulan

1. Media adalah tempat yang digunakan untuk membiakkan mikroba.
2. Media yang digunakan adalah NA atau Nutrien Agar.
3. Sebelum digunakan untuk pembiakkan, media harus disterilkan terlebih dahulu.
2.  Saran
Pembagian tugas pada tiap anggota kelompok harus diberikan, agar kinerja kelompok lebih bagus dan pekerjaan akan cepat selesai.











DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Teknologi Industri Pertanian. Politeknik Tanah Laut. Pelaihari.


No comments:

Post a Comment